Dalam kehidupan sehari-hari,
tentunya kita tidak terlepas dari aktifitas interaksi dengan orang lain
khususnya sahabat. Dalam pergaulan, sahabat seringkali menjadi seseorang yang
selalu ada dan mengingatkan kita ketika salah. Namun tidak jarang sahabat justru
menjerumuskan kita kepada hal yang buruk. Lantas bagaimana sejatinya
persahabatan dalam islam diatur?
Memang
adakalanya arti persahabatan dalam islam adalah orang lain namun kedekatannya
seringkali mengalahkan kedekatan kita dengan keluarga. Sebagai muslim yang
bijak tentunya menginginkan memiliki sahabat yang bisa menjadi sarana kita
untuk semakin dekat dengan Alloh dan berusaha selalu memperbaiki diri.
Persahabatan dalam islam sudah diatur dengan begitu indah dalam ajaran tentunya
sesuai tuntunan Rosulullah dalam Al-Qur-an dan Hadits.
Indahnya
persahabatan dalam islam
Memilih
sosok teman yang dalam arti persahabatan dalam islam memang bukan hal yang
mudah untuk dilakukan. Islam memerintahkan umatnya untuk memilih siapa orang
yang bisa menjadi teman kita. Menjalin persahabatan dalam islam sebagaimana
yang dijelaskan dalam hadis bahwa: “Seseorang itu akan mengikuti agama
temannya, karenanya hendaklah salah seorang diantara kalian mencermati kepada
siapa ia berteman”. (HR. Tirmidzi: 2300)
Tentunya
dalam menjalin persahabatan dalam islam bukan dilihat dari wajahnya yang
rupawan, kekayaannya, maupun kepandaiannya. Namun dalam menjalin persahabatan
dalam islam harus memilih sahabat yang bagus akhlaknya dan membuat kita
senantiasa mengingat Alloh.
Sebagaimana
yang dijelaskan dalam Min Hadyis Salaf halaman 54-55: Ditanyakan kepada
Sufyan,”Kepada siapa kami bermajlis?”Beliau menjawab, Seseorang yang jika
engkau melihatnya engkau selalu ingat Alloh Subhanahu wa Ta’ala, amalannya
mendorong kalian kepada akhirat dan ucapannya menambah ilmu kalian.”
Arti
persahabatan dalam islam yang baik adalah teman yang dengan akhlaknya akan membawa
kita pada kebiasaan dan perilaku yang baik, sedang sahabat yang berakhlak buruk
akan menjerumuskan kita menjadi ahli maksiat, rakus dunia bahkan lupa dengan
tujuan akhirat kita. Hal ini seperti yang tercantum dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim berikut.
“Permisalan teman yang baik dan teman yang
buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual
minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli
minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapat bau wangi harum
darinya. Sedang pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu,
dan kalaupun tidak engkau tetap mendapat bau asapnya yang tak sedap.” (HR.
Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Hukum
memutus persahabatan dalam islam
Perbedaan
pendapat dan pertengkaran seringkali mewarnai persahabatan, tentunya hal ini
karena kebiasaan, latar belakang keluarga, dan pendidikan yang juga berbeda.
Namun inilah arti persahabatan dalam islam, meski berbeda seharusnya membuat
segalanya jadi indah dan saling melengkapi. Perbedaan ini seharusnya tidak
membuat tali silaturahim antar sahabat terputus.
Sebagaimana
memutuskan tali silaturahim dengan keluarga maupun sesama manusia, memutus
persahabatan dalam islam juga haram hukumnya. Bahkan Alloh melaknat orang-orang
yang memutuskan indahnya persahabatan dalam islam, naudubillahi min dzalik.
Sebagaimana
firman Alloh dalam Al-Qur’an, Surat Muhammad ayat 22-23 yang berbunyi: “Maka
apa kiranya jika kamu berkuasa akan membuat kerusakan di bumi dan memutuskan
silaturahim? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat oleh Alloh dan ditulikan
telinga mereka dan dibutakan mata mereka.
Celakanya
jika kita memutuskan indahnya persahabatan dalam islam ini kita tidak akan
dapat memasuki syurga Alloh. Diriwayatkan dari Jaabir bin Muth’imin RA, beliau
berkata: Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: Tidak akan masuk surga
orang yang memutus (maksudnya adalah memutus tali slaturahim). “(HR. Bukhari
dan Muslim)
Sangat bermanfaat, kunjungi blog saya juga ya
ReplyDeletewww.masakbar.info