hijrahlah karena Alloh maka jodoh akan mengikuti, namun jika berhijrah karena jodoh belum tentu kita bisa mendapat ridho dan cinta-Nya Yang Maha Agung.



Seorang manusia yang telah dewasa tentunya disamping berfikir tentang kesuksesan karir, juga akan dipusingkan dengan kepada siapa jodohnya akan berlabuh. Tetapi jodoh adalah rahasia Alloh yang datangnya tidak bisa diseragamkan, tidak dapat dipercepat bahkan diperlambat. Sehingga tidak jarang hijrah diri dijadikan alasan oleh seseorang untuk memperoleh jodoh.
                Terkadang seseorang yang belum kunjung bertemu jodohnya bertekat kuat untuk berhijrah untuk mendapatkan jodoh terbaiknya dengan segera. Ada juga seseorang yang hijrah di jalan Alloh karena pria atau perempuan idamannya memiliki ilmu agama yang lebih bagus dan agamis. Hijrah karena jodoh seperti ini sebenarnya bukan merupakan hijrah di jalan Alloh yang sesungguhnya.
                Jika hijrah diri kita niatkan demikian, maka bisa jadi hijrah tersebut tidak akan terhitung ibadah dan pahala untuk kita. Untuk itu, ketika kita berhijrah jangan sampai salah niat. Lantas bagaimana sejatinya hijrah dalam islam yang sebenar-benarnya?







Hakikat hijrah dalam islam yang sebenarnya
                Sebaiknya jika memang ingin hijrah di jalan Alloh, maka berniatlah dengan sungguh karena mendapat ridho-Nya, bukan karena niat untuk mendapat atau menanti jodoh. Sehingga anda memang berniat hijrah itu tanpa nanti, tanpa sesuatu dan memang tanpa tapi. Untuk itu bila dahulu berubah menjadi lebih baik karena seseorang, kini luruskan niat tersebut karena Alloh semata.
                Cintai dan terus kejar cinta Alloh dengan niat yang tulus. Mendekatlah dan datanglah bukan hanya ketika ada maunya, namun datanglah memang karena Alloh, di jalan Alloh dan hanya untuk Alloh. Untuk mewujudkan itu, anda harus benar-benar memahami hakikat hijrah dalam islam yang sesungguhnya.
                Sebenarnya hijrah berasal dari kata dalam bahasa Arab yang berarti: berpindah tempat, menjauhkan diri dan meninggalkan. Seseorang dikatakan sudah berhijrah bila sudah memenuhi dua syarat yakni sesuatu yang ditinggalkan serta sesuatu yang menjadi tujuan (hal yang dituju).
Hijrah dalam islam juga bisa diartikan dalam 2 makna yakni: pertama hijrah yang secara fisik tanpa melibatkan perpindahan tempat, misalnya: hijrah akhlaq/kelakuan, hijrah pemikiran, dan hijrah keyakinan, sementara yang kedua adalah hijrah sebagai upaya meninggalkan sebuah tempat tertentu.

Jangan salah niat, hijrah diri itu karena Alloh bukan karena jodoh
                Penting untuk diketahui bahwa beragam hijrah diri yang anda lakukan, Alloh lebih mengetahui tujuan anda dalam berhijrah. Namun bermacam niat tersebut memang lebih baik ketimbang masih berendam dalam kubangan dosa yang tak kunjung sadar.
Tetapi sebaiknya hanya lakukan hijrah diri dengan tujuan karena Alloh semata, karena Alloh Maha Menuntun yang akan senantiasa menuntun anda kepada niat yang hanya fitrah karena Alloh. Bukan hanya karena ingin memperoleh jodoh atau terlihat baik dihadapannya maupun calon mertua.
Dalam hal hijrah diri maupun ibadah lain, niat yang lurus memang adalah modal utama yang harus dimiliki. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Hadist Arba’in berikut:
                Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob Ra., dia berkata: Saya mendengar Rosululloh SAW bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Alloh dan Rosul-Nya . Dan Siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hijjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab shalihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).
               
                Hadits di atas memberikan penjelasan tentang kejadian seorang manusia yang turut berhijrah, tetapi karena ingin memperoleh atau menikah dengan seorang perempuan yang namanya Ummu Qais. Memang ia memperoleh perempuan tersebut, tetapi pahala dari Alloh serta keutamaan-keutamaan yang semestinya ia peroleh ketika berhijrah pastinya tidak ia dapatkan.
 Tentunya kita tidak ingin bukan hijrah diri anda hanya sia-sia belaka? Untuk itu kita harus terus dan terus berusaha meluruskan niat karena Alloh. Memang ada yang mengatakan jodoh itu layaknya cermin, tetapi semoga untuk memperolehnya kita sepenuhnya menyerahkan diri kepada Alloh dengan meluruskan niat.

Hijrah di jalan Alloh yang kita upayakan itu adalah wujud cinta kita kepada Sang Maha Pencipta. Yang terpenting kita positif thinking jika Alloh telah mencintai kita, tentunya apapun yang kita minta akan diberikan. Berubah menjadi seseorang yang lebih baik karena alloh terlebih dahulu, baru jodoh. Percaya saja Alloh akan memilihkan yang terbaik.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " hijrahlah karena Alloh maka jodoh akan mengikuti, namun jika berhijrah karena jodoh belum tentu kita bisa mendapat ridho dan cinta-Nya Yang Maha Agung."

Post a Comment